Malam tidak pernah terlalu dingin
Namun berkali-kali kata-kataku beku
Kaku
Kertas-kertasku telanjang kelu
Bisu
Bahkan waktu pun menari
Memanggil dengan detik emosi
Dentangnya menanti
Lagi
Kepada pawana..
Sempat aku mencoba menyapa
Klise aku bertanya
Bahagiakah engkau disana
Entah bagaimana
Kau ada
Semu jauh meraba
Setia
Seharusnya lama kusadari
Sejak berusaha mengingkari
Kincir yang tak berputar lagi
Kembali
Maafkan aku pawana
Untuk jutaan kata yang membeku
Untuk kertas-kertas yang kelu
Telanjang dan membisu
Disana kusimpan segala deru
Maafkan aku pawana
Untuk setiap lelah malam berliku
Pertanyaanku hanya satu
Disana kusisipkan luapan rindu
Aku..
26 Agustus 2012 (surat ketika tidak hanya malam yg membatasi..)
( Bersama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata
Cuma kini
Tinggal sunyi
Dan, waktu perlahan mati
—— Partikel by Dee )
6 comments:
ini toh puisi yg lu maksud..haha..gw kaget ternyata lu bisa merangkai kata2 sampe jadi puisi..walopun gw ga ngerti seni puisi,tp gw bisa bilang ini bagus.. ;)
Wow..cepet bgt uda dikomen lagi..thx btw ^^ silakan mampir ke puisi lainnya..hehe..
ahh, pawana. terasa .... kesan rindu dan kesedihan...
dari puisi tinggal dibikin lagu nih...hihihi XD
hmm.. good enough :p
cukup menyentuh XD
hmm.. puisi tentang kerinduan kepada seseorang yang pernah dikasihi ya bu? :)
Post a Comment